Empu-empu kita ternyata juga ahli psikoanalisa. Entah ini cuma suatu kebetulan, atau para empu kita dulu dalam berkarya memang telah memikirkan jauh, akan muatan-muatan kejiwaan di dalam karyanya.
Psikoanalisa Keris
Psikoanalisa yang memiliki teori, bahwa kejiwaan manusia terbagi menjadi tiga, yaitu id, ego dan super ego. Id yang berada di alam bawah sadar manusia, memberikan dorongan – dorongan nafsu liar. Nafsu primitif tersebut sangat explosif, selalu minta untuk tersalurkan, yang paling menonjol adalah libido seksual.
Psikoanalisa yang memiliki teori, bahwa kejiwaan manusia terbagi menjadi tiga, yaitu id, ego dan super ego. Id yang berada di alam bawah sadar manusia, memberikan dorongan – dorongan nafsu liar. Nafsu primitif tersebut sangat explosif, selalu minta untuk tersalurkan, yang paling menonjol adalah libido seksual.
Ego sendiri merupakan sisi kejiwaan yang mampu mengerem laju nafsu liar tersebut. ego menjembatani antara id dan super ego. Super ego adalah sisi kejiwaan individu yang mana di dalamnya terkandung unsur-unsur moralitas. Unsur-unsur tersebut seperti halnya sopan santun, agama, aktualisai diri dan semu hal yang mengandung kebaikan secara sosial ataupun transendental.
Bahan keris yang terdiri baja, besi dan pamor dapat dibaca atau diterjemahkan seperti halnya id, ego dan super ego. Baja yang memiliki karakter keras, tajam, mudah patah dan terletak paling dalam pada bilah keris mewakili sifat-sifat yang terkandung dalam id, yang terletak di alam bawah sadar manusia. bahaya dan sangat mencelakakan akan ditimbulkan oleh id maupun baja.
Pada keris besi terletak di lapisan luar baja, besi memiliki kelenturan berfungsi sebagai tempat menempelnya baja dan pamor, dapat di artikan sebagai ego. Pamor yang bersifat lebih tahan dari karat, menancap pada lapisan besi, nampak di permukaan bilah memperindah tampilan sebuah keris. Sehingga pamor dapat di baca sebagai perwujudan super ego manusia.